Mudik Naik Motor, Trend Kah?

Image Hosted by ImageShack.us
Jadi ingat saat mudik pada tahun 2000-an awal, tidak banyak pemudik yang terlihat menggunakan motor. Perjalanan dari Jakarta sampai Yogyakarta paling hanya menemui 20-30 pemudik dengan motor. Tapi keadaan berbalik 180 derajat sekarang, pemudik motor membanjir sampai-sampai di pantura satu lajur habis untuk para pemudik motor. Di pom bensin juga bisa dilihat para pemudik motor yang memenuhi area SPBU untuk beristirahat.

Menurut data yang diambil dari sini, pemudik dengan menggunakan motor bertambah dari tahun 2006  1,8 juta, maka lebaran 2007 meningkat mencapai 2,4 juta motor. Pada lebaran tahun ini diperkirakan pemudik motor akan naik sampai 10 persennya.

Mudik dengan motor ini seakan senada dengan misi para urban sekarang yang sangat memerhatikan sisi biaya dalam transportasi. Motor yang notabene lebih sedikit menghabiskan biaya daripada menggunakan transportasi umum di dalam kota dijadikan acuan dalam mudik, daripada menggunakan transportasi umum lebih baik menggunakan motor saja. Benar atau tidak statement saya, CMIIW.

Mari kita hitung biaya perjalanan menggunakan motor. Kita ambil rata-rata konsumsi bensin motor adalah 50 km/liter. Jarak yang ditempuh kita ambil dari Jakarta sampai Surabaya dibulatkan menjadi 680 km. harga bensin premium saat ini adalah Rp 6.000 rupiah. Berarti bensin yang dihabiskan adalah 13,6 liter. Jumlah di atas dikalikan dengan harga bensin menjadi Rp 81.600. Jumlah yang kecil? Bisa membengkak menjadi Rp.200.000 loh, mengingat jalanan di luar kota tidak selamanya lurus dan rata, plus anda akan terjebak macet yang pastinya membuang bensin. Angka di atas sekedar estimasi semata. Untuk makan ambilah dua kali makan (kalau tidak puasa) Rp 60.000. Plus mungkin keperluan-keperluan lain di jalan Angka yang didapat bisa menyentuh Rp 300.000.

Angka di atas untuk sekali jalan untuk satu orang. Bila membawa boncengan, angka di atas tentunya bertambah lagi. Sekarang untuk naik kereta dengan tiket kelas ekonomi yang harganya tentu sudah dinaikkan menjelang mudik, ambilah Rp 250.000. Plus biaya makan selama perjalanan ditambah-tambah sana-sini. Angka yang didapat bisa mendekati Rp 300.000.

Nah itu angka yang saya perkirakan. Angka yang sebenarnya bisa lebih-bisa kurang. Entah bagaimana pendapat anda soal ini. Jika ada kesalahan dalam estimasi saya mohon pembetulannya. Tapi angka-angka di atas adalah hasil pemikiran saya. Apakah mudik motor sekedar tren???

  1. mha5an
    September 24, 2008 pukul 5:15 pm

    kasarnya mungkin hitungannya begitu. tapi mudik tentunya orang2 ingin silaturahmi dengan kerabat di kampung. nah kalo di sona ga ada kendaraan. malah repot. ya.. meski mungkin cost di jalannya lebih mahale, trus cape patat, sepertnya terbayar dengan kenyamanan jalanjalan untuk bersilaturahmi dgn kerabat.

    btw, rata-rata bandung-yogya pake motor berapa jam ya?

  2. plenyun
    September 24, 2008 pukul 6:35 pm

    emang bawa motor bisa membawa kesan yang laen ketimbang naik bus atau kereta…
    tahun kemarin kemarin malah ane pulang ke jogja, boncengan berdua ga nyampai 200.000 sekali jalan.., yah bulatin aj 500.000 PP, coba bayangin kalau nain kereta atau bus.., 500.000 hanya sekali perjalanan belum lagi jajan..

    dan betul apa yang dibilang bro mha5an..,
    dikampung sanak saudara banyak banget, udah gitu rumahnya lumayan jauh.., yah tentu saja motor ini sangat membawa nilai ekonomis…

    tapi udah 2 lebaran ini ga pake motor.., yah maklum anak masih kecil.., yah lebih aman nya naik bus aj …..

    ” Taqobalallah minna wa minku, Taqobalallah ya kariim “

  3. September 24, 2008 pukul 6:47 pm

    dab…saya tahun lalu mencoba naik motor jkt jogja lewat pantura waleri temanggung, waktu itu bensin masih 4.500/lt total yang saya keluarkan ga sampai 70rb. kebetulan saya bawa bekal minum dan makan sendiri, males beli, pertama orang suka aji mumpung ngentel harga jualan makanannya seenak udelnya sendiri, kedua ragu sama kebersihan makanan di saat tumplek blek gt. total jenderal hanya sekitar 100 ribuan yang keluar. jauh lebih murah drpd naik moda angkutan umum manapun saat lebaran.
    Cuma memang perlu kesiapan mental dan ketrampilan berkendara, yang penting jangan membawa perilaku naik motor di ibukota ke jalanan luar kota, berabe, taati rambu dan peraturan lalin, bawa barang secukupnya kl perlu paketin dl barang2 jd saat naik motor cuma bawa backpack kecil, itu jauh lebih aman. Bukankah tujuannya sampai dengan selamat sampai tujuan…

  4. September 24, 2008 pukul 11:03 pm

    Mungkin ……….
    Untuk1x perjalanan :
    Kalo pake motor cape 1x (perjalanan)
    kalo pake kereta/bis capenya 3x (antri beli tiket, nunggu/rebutan naik bis/kereta, & perjalanan).

    Setuju pendapat @1. mha5an

  5. xxl123
    September 25, 2008 pukul 6:02 am

    MUdik naik mongtor Asik GiLA,……! heheehehhehehe murah meriahh dan sensasinya itu loHHHh Apalagi dengan niat mo silaturahim MantaBB dah.

  6. agil
    September 25, 2008 pukul 6:21 am

    Mudik naik motor ??????
    yang jelas Murah Meriah. bisa istirahat di perjalanan kapan saja.
    pokonya mantapppppp dah

  7. garputala135
    September 25, 2008 pukul 4:34 pm

    Klo bawa keluarga enak naek bebek ya…??

  8. plenyun
    September 26, 2008 pukul 10:05 am

    @ All

    tapi yang bikin malesnya dan kerasa banget capek nya kalau pas arus balik nya…. (whew)

  9. Edot
    September 26, 2008 pukul 2:13 pm

    Memang asyik seh naik motor saat mudik…
    Apalagi boncengan ama pacar makin tambah mesra aja :-))

  10. dandung
    September 26, 2008 pukul 4:41 pm

    yang jelas mudik naik motor akan memuaskan kepuasan berkendara jarak jauh..

  11. September 26, 2008 pukul 6:52 pm

    Yg pasti lbh murah, masalah capek mah bs diakalin, entah istirahat, entah nyari tukang pijit, ataupun doping minuman energi……
    Sampe rmh masih bisa kelayapan, entah silaturahmi maupun reuni se-gank, asoy geboyyyy……
    Jgn lupa siapin dana lebih buat jaga-jaga kalo ada trobel sampe turun mesin …. gaada salahnya kan ????? ( pengalaman peribadi, klep pernah bengkok di daerah sragen, hutan-hutan bo !!! )

  12. ridho
    September 28, 2008 pukul 9:03 am

    Enaknya mudik naik mobil :
    Kalo panas ngga kepanasan
    Kalo hujan ngga kehujanan

    Enaknya mudik naik motor:
    Kalo panas ngga kehujanan
    Kalo hujan ngga kepanasan

    Cuma beda dikit kan..? 🙂

  13. September 29, 2008 pukul 4:20 pm

    dari hasil wawancara beberapa pemudik yg pada naek motor, kebetulan sempat berhenti bareng di beberapa tempat pemberhentian. Kebanyakan mengatakan mudik naek motor murah meriah, bisa berangkat kapan aja, gak perlu antre tiket & desak2an dll. Dan lagi mereka ternyata berhitung juga kalo pas di kampung buth kendaraan untuk silaturahim, gak repot dan murah.
    ada 1 lagi alasan yg gak bisa digantikan, ada kebanggaan kalo bawa motor pulang kampung, apalagi kalo motornya baru

    wah dah sukses ya di Jakarta !
    gitu kira2 alasan mereka

    kalo masalah kenyamanan, rasanya produsen motor sekarang dah ada kepedulian terhadap konsumennya, sepanjang jalan tercatat banyak sekali posko istirahat mudik, paling banyak sih Honda, kalo Yamaha ada juga di beberapa titik, tapi jauh lebih sedikit, apalagi suzuki.

    Coba mampir di bale santai Honda, lumayan juga, ada tempat istirahatnya, pijet punggung dan kaki, karaoke dll

    Jadi mesinya sih kalo jalannya santai,
    asal inget safety riding dan mematuhi aturan di jalan, mudik naek motor oke juga

    salam

  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan Balasan ke Edot Batalkan balasan