Stripping Honda Thailand Sekarang Rame Ya?

Sudah agak lama tidak mengunjungi situs Honda Thailand, ada yang lumayan menarik yaitu Honda Click-i Fun dan Click-i Dangerous. Keduanya memakai stripping yang rame, dengan warna-warna yang mencolok.

Click-i Dangerous

Lexam Versi Indonesia

Yamaha Lexam versi Indonesia memiliki perbedaan dengan versi Vietnam yaitu di batok lampunya:

 

Lexam versi Indonesia

Yamaha Lexam vs Honda Revo AT

Yamaha Lexam

Hari ini YMKI resmi meluncurkan Lexam, bebek CVT mereka. Kalah langkah dari AHM yang sudah meluncurkannya beberapa bulan yang lalu.

Dengan mengusung mesin 115cc, Lexam bisa dibilang head-to-head dengan Revo AT. Harga yang dipasang Rp 16,4 juta, 600 ribu lebih mahal ketimbang Revo AT.

Anehnya dengan harga yang lebih tinggi Lexam tidak mengaplikasikan injeksi bahan bakar. Barangkali mindset orang Indonesia yang masih gagap dengan bebek injeksi membuat Yamaha emoh memasang teknologi ini di Lexam. Sayang sekali sebab spesies baru seperti ini punya kans yang besar untuk jadi edukator pasar.

Suzuki Axelo, antara Supra , Jupiter, Kaze, dan Shogun (bag-1)

Suzuki Axelo

Sempat stagnan, Suzuki bergerak lewat Titan sekarang saudara seperguruannya – Shogun mendapat tampilan baru dan nama baru: Axelo.

Layaknya Titan dengan Smash, Axelo masih membawa nama Shogun di depannya. Brand Shogun kuat, dari jaman Shogun kebo hingga saat ini bisa disejajarkan dengan brand Supra (X, XX, V, Fit, 125) , Jupiter (Z dan MX) dan Kaze(R, 125, Zone, ZX130). Ayo kita bahas satu-satu.

Vixion Baru Nongol Berarti Aman

Sempat saya khawatirkan kalau Byson datang dengan baju keren akan memangsa abangnya yang mulai uzur. Sayang sekali kalau Vixion dengan mesin sebagus itu harus digusur oleh sang adik.

YMKI jeli melihat ini, sebelum Byson diluncurkan sang kakak sudah dipersiapkan untuk menerima adiknya dengan lega.

Hanya lampu depan saja yang berubah, masih kurang sodara? Kalau mau dibilang mengganti headlamp ternyata bisa membawa perubahan signifikan, dibandingkan dengan operasi bokong atau ganti stripping (jelas). Maklum muka adalah awal dari impresi betul begitu?

Bajaj Stop Produksi Skuter, TVS Malah Tambah Line-Up

Bajaj Kristal

Maret tahun depan Bajaj Auto akan menghentikan produksi skuternya di India. Dikutip dari mumbai mirror Bajaj mengalami penurunan pasar sebesar 57% pada delapan bulan pertama tahun ini. Satu-satunya line-up skuter Bajaj saat ini yaitu Kristal hanya diproduksi untuk pasar ekspor. Kondisi ini dinilai tidak layak bagi Bajaj untuk meneruskan bisnis di segmen skuter.

Masih terkait dengan Bajaj India, Bajaj Auto Indonesia sendiri tidak berniat memasukkan skuter ke line-up mereka (detik oto). Barangkali ini semacam sinergi dengan perusahaan induk yang melihat prospek skuter tidak cerah.

Blitz dan Edge Melawan Para Penguasa

Masih nyambung dengan positngan saya yang ini.

Bagaimana posisi Edge dalam melawan Blade dan Jupiter sudah saya bahas di postingan yang terdahulu. Sekarang saatnya kita lihat dua “jagoan” Kawasaki dalam melawan para penguasa bebek 110-115cc.

Kenapa saya tulis “jagoan” (dengan tanda kutip), soalnya Blitz yang diposisikan di bawah Edge sudah lama melempem, ndak ada taringnya. Namanya semakin tenggelam dengan kehadiran Vega, Revo, dan (dulu) Smash.

Sebenarnya sih saya berharap si Blitz ini diganti saja dengan Edge-sepenuhnya. Umurnya sudah layak untuk di daur ulang, butuh suntikan doping lebih. Tapi ternyata Edge diposisikan Kawasaki sebagai pendamping Blitz…hmmm

Kawasaki Edge-Posisinya Melawan Jupiter dan Blade

Kawasaki Edge yang rencananya akan mengisi pasar bebek 110cc akan dibanderol Rp 12-13 juta. Hmm yang jelas si sumber ndak pake tanda petik nih (“sumber” :mrgreen:) ke TKP aja gan buat yang lebih jelas. Nah kalau harga sudah ada kejelasan lebih gampang memprediksi kekuatannya.

Edge tidak akan menggantikan Blitz, berarti Kawasaki mencoba strategi 110cc entry dan mid level. Nah kalau demikian bagaimana kekuatannya melawan Jupiter dan Blade? Yuk kita bahas…

Edge, Blade, dan Jupiter adalah tiga motor yang senasib, kenapa? Karena ketiganya tak lain adalah pengembangan dari motor entry levelnya. Soal teknologi yang ditawarkan rata-rata saja, diantara ketiganya tidak ada yang menonjol. Nah makanya bukan lagi teknologi yang dilihat tapi harga, tampilan, dan imej.

(Ternyata) CBR Ganti Megapro Masih Prematur

Kalau di postingan saya yang ini saya tulis “sumber terpercaya” (dengan tanda kutip) kali ini saya tulis tanpa tanda kutip 😀

Sang sumber kali ini adalah Senior General Manager Sales Division AHM, Sigit Kumala seperti dikutip dari detik oto menyatakan bahwa rencana kudeta Megapro belum bisa dibicarakan sampai akhir tahun ini:

“Belum bisa diberi tahu karena memang pembicaraannya belum dilakukan,” ungkap Sigit.

Berbeda dari si “sumber terpercaya”, sumber yang satu ini bisa dipertanggung jawabkan perkataannya (paling ndak kita tahu siapa dia). Rupa-rupanya AHM baru akan membicarakan secara resmi vonis buat Megapro pada bulan Desember tahun ini. Jadi bisik-bisik soal kematian Megapro belum pembicaraan resmi…

Skenario Logis Buat Megapro-CBR

Nyambung dari postingan saya yang ini: CBR Mau Datang-Megapro Kemana-AHM Kemana

Sepertinya tidak sedikit yang heran dengan isu menggantikan Megapro dengan CBR, bukan AHM yang selama ini kita kenal. Meski sekedar kasak-kusuk tapi isu kali ini benar-benar aneh, masak iya sport-standar (kalau tidak mau disebut sejuta umat) diganti dengan sport-tulen?

Bagaimana skenario yang logis buat keduanya?

Terlepas dari isu kehadiran CBR, Megapro sudah layak diganti. Kalau melihat Vixion yang sudah menyerang tak terbendung plus kehadiran Bison, Megapro sudah tidak punya value plus. Lantas? Yang paling tepat adalah mencari produk yang setara dengan Megapro, sama-sama naked bike yang punya jiwa city-commuter.