Beranda > Informasi, Marketing, Motor > Standarisasi Helm SNI-Pemerintah Haurs Lihat Lagi

Standarisasi Helm SNI-Pemerintah Haurs Lihat Lagi

Pemerintah khususnya Kementrian Perindustrian berencana melakukan standarisasi helm yang beredar di Indonesia lewat Standar Nasional Indonesia (SNI). Aturan tertulisnya sesuai peraturan Menteri Perindustrian No 40/M-IND/Per/6/2008. Apa yang jadi masalah?

Kalau dilihat dari satu sisi baiknya, peraturan ini ingin menegaskan sisi keamanan dari peranti pelindung batok kepala ini. Yap sasarannya helm cetok dan helm-helm kualitas abal-abal yang dijamin tidak akan bisa melindungi kepala anda dari benturan. Sisi keamanannya sudah jelas, kalau ada standarisasi helm-helm yang beredar (diharapkan) bisa menjalankan tugasnya dengan maksimal, bukan helm asal jadi.

Tapi masalah muncul kemudian dari proses bagaimana standarisasi itu dijalankan. Ya iyalah, sekarang berapa banyak helm yang beredar? Dari merek luar macam AGV, Nolan, Arai sampai merek yang agak membumi macam KYT, MDS, dll. Itu belum helm yang mereknya tidak jelas, kalau memang mau diuji semuanya.

Gilanya lagi pemerintah akan melarang produksi helm tanpa sertifikat SNI. Ahem…ada sanksi dan unsur memaksa di sini, kalau tidak standar bisnis stop. Okelah bukan rahasia umum, tambah proses legalisasi di Indonesia berarti tambah jatah “amplop”. Sepertinya standarisasi helm ini bisa jadi bisnis menggiurkan buat kantong-kantong mereka.

Belum lagi rumor bahwa helm yang lulus uji harus diembos logo SNI. Weiks, seperti yang tertulis di detik.oto bahwa tambah logo berarti ongkos produksi naik. Belum lagi untuk merek luar negeri harus ada izin dari prinsipal di sana. Proses lagi, membuat produksi helm tambah ribet dengan tetek bengek yang tidak efektif.

Soal standar sebenarnya sudah ada standar lain yaitu DOT dan Snell yang lebih familiar di helm keluaran nagri. Tapi toh standar itu dianggap tidak cukup, yah mau apalagi? Padahal kita yakin pengujian DOT dan Snell jauh lebih ketat dibandingkan dengan SNI. Tapi mau apa dikata?

Standarisasi memang perlu tapi cara arogan dan tidak pikir panjang seperti ini tidak efektif sepertinya…

Kategori:Informasi, Marketing, Motor Tag:, ,
  1. kuro22id
    Maret 18, 2009 pukul 8:03 am

    jadi ke zaman komunis.

  2. Petromaxx
    Maret 18, 2009 pukul 11:51 am

    Prospek bisnis..
    Stiker SNI… Walo ga emboss yg penting ada tulisan nya?
    Wkwkwkakaka

  3. Maret 18, 2009 pukul 1:14 pm

    bukan gitu bro..
    coba dilihat ban motor sampeyan semua..
    pasti ada emboss SNI. wajib bagi produsen ban lokal sebut saja :FDR,IRC,Swallow..
    nah..coba iseng ban merek lain yang dijual di Indonesia pasti ada embossnya. maksudnya ini melindungi industri dalam negeri.meskipun sudah mengantongi sertifikasi internasional karena dijual di sini ya tetap wajib mendapatkan sertifikasi SNI.jangan dilihat dari sisi negatifnya bro..juga membuat produk semakin berkualitas melindungi kepala sampeyan semua..

    http://prado2.com/regulasi-helm-snisiapa-takut.htm

  4. az147r
    Maret 18, 2009 pukul 1:44 pm

    nah masalah sekarang,gmana nasib helm2 kita yg ada. helm ku merk YOSHI yg 2 in 1 (half n full) ng ad tlsn SNInya.pdhl ak ykn kualitsx diatas SNI. jd gmn th nasibx,mesti beli lg yg SNI ya? at gmn sh implementasix?

  5. Maret 18, 2009 pukul 2:10 pm
  6. HUMAS AIHI
    Maret 19, 2009 pukul 7:16 pm

    SNI itu dibuat untuk melindungi industri dalam negri. Coba bro2 semua lihat, industri garmen kita, yang udah “hidup segan, mati tak mau” akibat apa? karena banyaknya produk garmen impor dari china yang masuk, dan industri kita tdk diproteksi oleh pemerintah.
    apa jadinya klo SNI tidak ada sementara helm ecek2 dari china yang gak jelas kualitasnya masuk dan dengan harga lebih murah? industri dalam negeri akan mati bro… efeknya lagi akan banyak phk terjadi… soalnya asal bro2 tau industri helm itu padat karya, dari mulai painting, sablon, pasang stiker, assembling semua masih tenaga manusia
    HUMAS AIHI (Asosiasi Industri Helm Indonesia)

    • April 5, 2010 pukul 1:31 pm

      Lha…?

      Apa lo yakin helm SNI lo itu lebih bisa melindungi kepala gw dari pada helm DOT dan SNELL?

      Kl masalah perlindungan terhadap industri dalam negeri, gw juga setuju! tapi lihat sisi lainnya juga, masak helm dengan kualitas di atas SNI tetap gak boleh di pake… inikan namanya NGEYEL.

      Gw ada helm Nolan, AGV mo di uji banting dengan helm SNI, boleh aja…

  7. gondrong
    Maret 21, 2009 pukul 10:55 am

    @humas AIHI…
    Setuju bgt..kapan lagi semua berpikir secaraaa kepentingan Bangsa..
    jgn cm pada protes mulu..demo mulu…Mulai dong..mulai kita bangga dengan produk dalam negeri…jgn bangga sm produk dr sono sini..sebetulnya bangsa kita mampu kok memproduksi produk2 helm yg berkualitas..Ink,Gm,caberg,Shc,..cm masalahnya kok masih buaanyak temen2 yg bangga sm produk luar..(ga nyampe mikirnye ni) ..pisss

    • April 2, 2010 pukul 3:07 am

      ngaco ajah mas caberg bukan produk lokal melainkan produk prancis yg udah std taraf internasional,kita ajah yg hoby nge bajak…

  8. Maret 24, 2009 pukul 5:14 pm

    Yups……… setuju bro Girifumi

    Jangan terlalu ‘buruk sangka’ terhadap regulator.
    SNI untuk helm sebenarnya sudah ada sejak tahun 1990, sebelum berlakunya UU No. 14 Tahun 1992, kemudian direvisi pada tahun 2007. Sifat SNI helm itu sendiri baru sekedar “anjuran”. baru pada tahun 2008 SNI helm diberlakukan “Wajib”.

    Coba kita lihat di jalanan…. berapa banyak biker yang memakai helm yang berkualitas (SNI, DOT atau Snell). Pemberlakuan helm SNI sebenarnya merupakan bentuk ‘kepedulian regulator terhadap keselamatan biker di jalan.

    Perkara hal tersebut ‘membenani’ produsen/importir, sebenarnya adalah hal yang wajar.

    Kenapa harus SNI ? kenapa bukan DOT atau Snell, wajar karena ini Indonesia.
    DOT dan Snell adalah standar negara lain. lebih bagus?…. belum tentu… sebab SNI, DOT dan Snell berpedoman pada :

    BS 6658: 1985 – “Protective Helmet for Motor Cyclists”, Specification”.
    EN 960: 1994 – “Headforms for use in the testing of protective helmets”.

    ISO 6487: 2000, “Road vehicles – Measurements techniques in impact tests – Instrumentation ”.

    JIS T 8133 : 2000 – “Protective Helmet for drivers and passangers of motor cylce and mopeds”.

    Rev. 1/add. 21/Rev.4 24 September 2002 dari E/ECE/324 dan E/ECE/TRANS/ 505 Regulation No.22, uniform provision concerning the approval of protective helmets and visors for drivers and passangers of motor cycles and mopeds.

    Yang paling utama adalah SNI diberlakukan kepada produsen/importir terhadap kualitas produk helm yang dijual di Indonesia, bukan ditujukan kepada biker di jalan (kecuali yang pake model cetok/proyek).

    Lengkapnya dari regulasi SNI juga ane ulas di http://yvcbogor.wordpress.com/2009/03/23/helm-dan-sni-siapa-jadi-korban/

  9. raja goda
    Maret 25, 2009 pukul 11:16 am

    dulu manatan polisi hugeng berinisiatif u/ menetapkan pengendara spd motor menggunakan HELM; diberhentikan dari tugas krn dianggap bisnis dengan pengusaha. sejarah ni cuy…
    eh sekarang jadi bisnis orang2…
    jadi siapa yg menentang, & siapa yang ikut aturan?
    ah biasa politik, hitam putih itu cepas sekali berubah.

    untung belum beli helm lagi, rencananya sih nolan tipe N103 N-COM warna merah cuy, sekalian KIT’s nya cuy, tapi nolan lulus SNI gak ya??? wakakakak…

    sepengetahuan gw dan pengalaman gw, alat ukur & alat uji d Indonesia mutunya kurang banget.

    gw pernah kecewa dengan pengujian alat ukur yg ada d pemerintahan ternyata lebih rendah dari yg gw punya. wakakak…
    jadi alat gw DERAJATNYA lebih tinggi dari alat pemerintah (dunia teknik cuy)…

    gw gak tau solusinya apa, krn gw org biasa. yg bisa ketawa….

    dan krn karyawan pemerintah itu lulusan univ negri, yg IP nya diatas standar; selayaknya mereka yg berpikir krn udah d gaji sama kita masyarakat INDONESIA lewat PAJAK.

    yah mudah2 dengan pikiran & kepandaian yg d miliki jangan menjadi kita yg d pinterin….

    kita harus positif thinking walau terpedaya.

    selamat menikmati peraturan… & mohon maaf atas kesalahan tulis yang ada karena isi diluar tanggung jawab editor dan pemilik komputer.

    Merdeka!
    Merdeka!
    MERDEKA!!!

  10. Alexander
    Maret 29, 2009 pukul 5:04 pm

    BRO Humas AIHI

    kata yang punya standard DOT, merk helm indonesia belon ada yang daftar dan lolos uji DOT tapi kenapa tak malu ……..
    Humas AIHI mau membodohi rekan rekan disini, dan
    jika lolos DOT
    harus ada tanggal pembuatan, nomor batch, dan nomor DOT nya

    Teganya lu ….. membodohi bangsa sendiri !?

  11. joe46
    April 10, 2009 pukul 6:00 am

    Klo alasan diterapkan SNI demi standard keselamatan, gua SETUJU BANGET.
    Tapi klo helm2 yg jelas2 punya standard lbh baik (DOT,SNELL), jg dilarang, GW SANGAT GA SETUJU SEKALI.
    Harusnya produsen helm2 lokal jg ngaca, biker2 kita pake helm2 standard dot/snell karena kualitas & standar keselamatan yg lbh baik, klo mau dipake bikin helm yg bagus mas, jgn helm bagus yg lain dilarang2, itu akan membuat para biker semakin sulit mendapatkan helm dgn standar keselamatan lbh baik, karena jika diterapkan aturan ini bisa membuat harga helm2 tsb (dot,snell) semakin mahal, atau ga dijual di indonesia lg…

  12. johan
    Mei 21, 2009 pukul 8:29 pm

    klo alasan sni utk keselamatan gw si setuju aja bro.tapi diliat dari ngototnya menteri perindustrian dan AIHI,menurut gw ada permainan.dengan alasan helm import berkualitas jelek.menurut gw produsen helm lokal kalah bersaing dari segi harga maupun mutu.kalo sni tetap diwajibkan,bukan ga mungkin harga helm lokal akan semakin mahal.bangsa kita juga yang sengsara.
    stop monopoli.
    stop kkn.

  13. Rudybike
    Mei 27, 2009 pukul 7:55 am

    Kl boleh komentar sedikit bro mua…..
    Sebenarnta tujuan pemerintah itu baik, tetapi pemerintah sebenarnya tidak menguasai bahasa dalam menerapkan uu tersebut,,, seharusnya bukan memakai bahasa harus bersetandar SNI tetapi harus menggunakn bahasa yang bisa diterima masyarakat terutama yang paham akan kualitas, menurut saya seharusnya, Harus minimal bersetandar SNI. Karena semua orang tahu diatas SNI masih banyak kualitas2 yang lebih baik jadi SNI dipakai sebagai patokan bawah, dan yang belum mempunyai SNI yang wajib mematuhi minimal SNI. kalau yg sudah diatas yaaa…silahkan saja masak harus menurunkan kualitas kan lucu.

    salam semua
    Pakailah etika berkendara
    Jangan sekedar bisa berkendara
    MerdekA

    • koko
      April 1, 2010 pukul 4:38 pm

      Setuju dengan bro Rudybike nih…mungkin maksud om2 yang diatas,minimal berstandar SNI kali??!!

  14. front pembela rakyat
    Juni 21, 2009 pukul 4:33 pm

    rakyat indonesia akan di jajah lagi oleh AIHI(asosiasi industri helm indonesia)pemerintah punya peraturan.AIHI mencetak uang.ngomongnya aja kalo AIHI mau cari untung besar.wong produk import aja dikenain bea masuk tinggi.mana mungkin bisa lebi murah dr produk lokal.rakyat kita aja dibodohin terus dengan alasan sni segala
    wassalam

  15. front pembela rakyat
    Juni 21, 2009 pukul 5:29 pm

    memang seharusnya dunia bisnis kita hrs bersaing dengan produk import.kalo ga,para pengusaha lokal yang akan cari untung sebesar2nya.hidup rakyat makin sengsara.batalkan sni.ayo kita demo peratauran sni helm yang hanya untuk kepentingan Asosiasi industri helm Indonesia ( AIHI )

  16. Nick 69
    Juni 21, 2009 pukul 6:15 pm

    Punya gw DOT

    😀

  17. Juni 21, 2009 pukul 10:54 pm

    hmm..
    kalo dlihat disni dulu gimana bro?
    http://prado2.com/sni-helm-show-must-go-on.htm

  18. Aan
    Juli 10, 2009 pukul 11:49 pm

    Jangan jangan nanti helm haram lagi?

  19. Juli 15, 2009 pukul 12:47 pm

    bener juga, kalo udah gini uang berbicara.

    Lebih bagus lagi kalau regulatornya merekomendasikan jumlah helm import dan lokal yang beredar. Jadi bisa proteksi produk-produk lokal.

  20. andryberlianto
    Januari 14, 2010 pukul 11:09 am

    Saat ini produk helm ber tanda emboss SNI sudah cukup baik dan layak dipakai, semacam produk2 keluaran dari PT DNI. Lewat cara ini pula kita bisa menghargai produk dalam negri dengan kualitas yang sama baiknya.

    *wong AGV di produksi di Cikarang juga untuk pasar ekspor hehe ….

    Salam kenal bro

  21. andryberlianto
    Januari 14, 2010 pukul 11:10 am

    ralat .. PT DMI .. not DNI, ini pas saya dan rekan-rekan visit ke PT DMI : http://andryberlianto.wordpress.com/2009/10/22/main-main-ke-pabrik-helm/

  22. TOLSI-KON 5x
    Februari 24, 2010 pukul 1:13 pm

    Penjajahan, Monopoli

  23. andryberlianto
    Februari 24, 2010 pukul 1:18 pm

    soal penerapan SNI paska diskusi panel sosialisasi pemberlakuan SNI pada helm : http://www.jddc-online.com/?p=667

  24. cah nganteng
    Maret 31, 2010 pukul 8:54 am

    bro…
    gw ada usul nih.. (kali aja ada yg denger.. hehe)
    gmana klo pihak2 yg terkait (BSNI) menyediakan fasilitas utk melegalisir helm2 import kita yg sudah terlanjur kita pakai selama ini yg kita yakini kualitasnya diatas SNI…
    jadi semacam pengakuan dari BSNI (badan standar nasional indonesia) gitu loh..
    entah gmana caranya, apakah helm kita mesti diuji dulu ama BSNI trus tinggal dicap stiker ato gimana…

    terus terang gw juga mengalami bro… gw jadi ragu2 mo nerusin pake helm kesayangan gw ini… ato gw beli baru yg berlabel SNI…
    bingung nih… 😦

  25. aria
    April 1, 2010 pukul 5:21 pm

    giman dgn helm ink saya yg berstandar DOT jadi gak bisa dipake lg donk 😦

  26. Lojioengoe
    April 3, 2010 pukul 10:12 am

    1. Beli helm standar biasa harga 60rb aja susah malah dirusuh pake yang 200rb….
    2. Pak polisi emang udah pada peke yang gituan juga..?

  27. Salugut
    April 3, 2010 pukul 10:07 pm

    Intinya masalahnya bukan pada seberapa bagusnya kwalitas helm yang anda punya, tapi label SNI nya. Sebagus apapun kwalitas helm yang anda punya, sekalipun berstandart DOT atau SNELL, tetap aja kena tilang karena tidak ber label SNI.

    – Sepeda motor harus nyalain lampu siang hari, maka aki dan bohlam depan akan cepat rusak, siapa yang diuntungkan?

    – Sekarang Setiap Helm harus pake label SNI, sekalipun kwalitasnya tidak menjamin, siapa yang diuntungkan.

    Nanti juga kalo misalkan sudah ada Mobil atau motor yang benar2 buatan indonesia, maka semua mobil dan motor dari luar negeri juga harus berlabel SNI. kalo tidak, siapa yang mau beli? Karena Mutu jelas masih dibawah standart buatan luar negeri.

    Certanya mau monopoli nich…

    Saran saya sih, perbagus dulu kwalitas produk itu sendiri, agar bisa bersaing dengan produk impor.

  28. jadgpanzer IV
    April 5, 2010 pukul 1:36 am

    setahu ane.. SNI standardnya dibawah SNELL apalagi DOT. harusnya bilang. MINIMAL Standard SNI, diatas SNI ( DOT/SNELL) dibolehkan

  29. Win crew
    April 6, 2010 pukul 8:06 am

    Ya inilah salah satu keajaiban dunia. Gw bukannya anti ama helm sni cuma merk merk tsb busa helmnya kagak ada yg pas di kepala gw yg relatif kecil ini. Dibuat jalan diatas 100km aja udah bergetaran di kepala gw. Nah kalo begini kan justru membahayakan keselamatan gw dan orang lain secara pandangan gw jadi kagak jelas akibat helm yg bergetar. Seharusnya pemerintah membatasi misalnya helm import yg masuk harus di kisaran minimal lebih dari 1 jt rupiah untuk menghambat produk abal abal dan produk dng kualitas rendah

  30. BENY RBS
    April 6, 2010 pukul 11:00 am

    dijalan masih sering terlihat pak polisi pake helm keolisian yang warnanya udah mangkak/ jelek. pertanyaannya apakah tuh helm yg dipake pak polisi ada labelnya SNI? trus kasih dong kebijakan harga helm SNI murah, jgn cuma bisanya buat peraturan dan sanksi aja. kasian kan bagi warga miskin yang cuma punya sepeda motor aja yang dipakai sebagai pengganti kaki dalam mencari nafkah.

  31. Ares
    April 6, 2010 pukul 11:29 am

    helem saia BMC lama, ada stiker SNI-nya tapi belum emboss,,gimana tuh??

  32. Jack
    April 7, 2010 pukul 1:52 pm

    Yg benar hrsnya yg ditilang gak pakai helm ama helm bathok proyek. Jgn yg dah pakai helm stand walau blm ada sni. Produsen buat aja terus yg berlabel nah akhirnya smua masy. Akan pakai sni asal produsen yg dirazia aja yg gak buat sni. Jgn masy. Kl gak da yg jual ya gak da yg beli. Dan hrs waspd pd oknum pemaksa uu itu disyahkan kenapa?

  33. F Soni
    April 8, 2010 pukul 7:43 pm

    Pasti ujung2nya ada udang di balik bakwan, sekarang lihat dulu siapa pengusaha HELM ? berapa banyak kepala kepala yg pakai helm dan uang nya pasti banyak lah, ini cara2 diktator menjajah dan memeras bangsa sendiri !

    • Kuz
      April 17, 2010 pukul 2:51 pm

      Perbaiki dulu jalan yang ada, baru standarisasi helm

  34. niken
    April 9, 2010 pukul 5:32 am

    Helm SNI, harus??? Memang kualitas SNI lebih bagus dr standart DOT/Snell??? Harus di uji ulang atau paling ga diperbandingkan secara nyata… Kalau SNI mmg lebih baik dan berkualitas seh, ok ok aja. Tp apa standart DOT dan Snell yg telah di akui dunia,tidak diakui oleh Indonesia??? aneh…

  35. April 9, 2010 pukul 2:00 pm

    Tapi kan helm dari luar itu melebihin SNI….
    Dan saya sudah kecelakaan 3 kali memakai helm luar itu, sebut aja Kyt 2vision, n kepala saya aman aman aja helmnya ga napa napa, cuma tangan kaki ja yg lecet lecet….
    klo masih ditangkap juga kebangetan juga itu polisi…………..

  36. April 9, 2010 pukul 2:07 pm

    berarti polisi yang helm putih itu koq sering saya lihat ngga ada label SNI?

  37. Kuz
    April 17, 2010 pukul 2:46 pm

    waktu itu sya beli helm kyt, 2 hari kemudian saya jatuh dari motor kepala dahulu yang jatuh ketanah. Tapi hanya jaket saya saja yang robek, helmnya tidak apa-apa.

  38. Kuz
    April 17, 2010 pukul 2:49 pm

    Helm yang SNI sekarang selain dari merk ternama kelihatannya tidak meyakinkan, dilihat dari ukuran helmnya yang lebih kecil dari helm lainnya.

  39. ari
    Mei 28, 2010 pukul 9:19 am

    whalah,…trus gimana dong, standar sni dibanding standar helm luar kan jauh,….. masa helm luar yang kualitasnya jauh lebih baik ga boleh dipakai,….ga lucu kan,….
    sedangkan qita para biker`s lebih mengutamakan safety dari pada SNI,……

  40. ari
    Mei 28, 2010 pukul 9:21 am

    masa gw pake helm noland masi kena tilang juga, gara2 katanya helm gw ga da embos SNI`a,…..gimana tuh

  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan Balasan ke Kuz Batalkan balasan