Perlukah Lajur Khusus Motor?
Wacana ini terkadang terdengar seiring dengan wacana pembatasan jumlah motor di ibukota. Pembatasan jumlah motor dinilai membutuhkan alternatif lain atau mungkin sekedar pelengkap. Maklum wacana ini termasuk kontroversial di kalangan bikers. Pembatasan motor dinilai menganaktirikan bikers yang selama ini jurstru menjadi penyumbang pajak kendaraan terbesar.
Nah beberapa kalangan memberikan alternatif dengan memberlakukan lajur khusus motor di ibukota. Dengan lajur ini diharapkan motor yang dianggap sebagai biang kerok kemacetan tidak lagi menginterupsi pengendara lain. Seberapa efektif wacana ini?
Kemungkinan besar hanya jalan-jalan tertentu yang dijadikan sasar, seperti halnya jalur busway. Lajur khusus motor ini juga sepertinya akan menggunakan separator jalan ala busway. Nah?
Melihat kelemahan dari busway yang justru mengakibatkan kemacetan akibat bertambah sempitnya ruas jalan sepertinya wacana ini perlu ditinjau ulang-seandainya memang akan diterapkan.
Kita lihat jalan-jalan di ibukota dengan keadaannya yang sudah mendekati ambang batas maksimum untuk menampung kendaraan. Dengan penambahan separator berarti akan bertambah sempit pula bagian untuk kendaraan non roda dua. Tapi bukankah roda dua sudah terkonsentrasi di satu lajur? Kita ingat tak selalu pembagian jumlah motor-mobil di satu waktu selalu imbang. Terkadang ada saat dimana banyak mobil, sedikit motor atau sebaliknya. Keadaan tidak seimbang ini membuat godaan bagi pengguna jalan untuk memanfaatkan lajur yang bukan haknya.
Nah? Sepertinya ide menggunakan separator ala busway adalah hal yang tidak baik. Sedangkan menggunakan marka jalan pemisah saja tidak cukup-mengingat kebiasaan tidak tertib orang-orang Indonesia. Kita lihat lagi dengan himbauan motor di lajur kiri saja kini sudah melempem dibandingkan dengan yang lalu-lalu.
Lalu? Kesimpulannya mungkin sedikit diplomatis dan kurang membahagiakan tetapi semuanya kembali ke kita, pengguna roda dua sendiri. Sejauh mana kita sadar untuk memperlakukan jalan dan penggunanya sebagai teman. Teman sama teman tidak boleh saling makan bukan???
polling saya tutup
bingung euy,.. mo vote 🙄
perlu banget…klo bisa jalur sepeda motor sendiri, angkutan umum sendiri, Mobil Sendiri… klo bisa pakek separator-maklum orang kita kan harus “dipaksa” berdiplin dulu, takutnya klo hanya garis pemisah tidak begitu optimal…
yg penting kendaraan umum!! motor mah bs diusahain
Paul… liat blogku yah… ^^
Tukeran link dunk…
Yang penting jalur motor gak dilalui angkot dan metro mini sehh ane sutuju2 ajagh
Jadi keinget ada yang klaim motor matic bisa sampai 60 km/liter bensin … mungkin ada kepentingan kahh??
mas Lart,
kayaknya percuma aja dibuatkan jalur khusus motor. Tetep aja para biker yang masih belum sadar akan menggunakan jalur lain untuk melaju. Coba aja cek di sepanjang jalan bypass dari cawang ke arah rawamangun, meskipun sudah ada larangan motor masuk jalur cepat (jalur kanan), tetep aja pada nerobos.
Susah mas kalo dipisah2-in tetep aja pas mau belok di U-turn harus nyebrang ke jalur laen.