Trend Pelek CW di Pabrikan
Apa yang sama dari Yamaha V-Ixion, Mio Soul, Honda CS-1, BeAT, Suzuki Satria FU, Skywave, Thunder 125,Kawasaki Athlete, Ninja 250R, Bajaj Pulsar dan XCD? Sama-sama motor? Benar, namun tidak menjawab pertanyaan dengan baik. Bila anda jeli memerhatikan kaki-kainya, anda akan menemukan kesamaan bahwa pabrikannya hanya memberikan satu pilihan pelek yaitu pelek CW (casting wheel-pelek palang).
Tidak aneh memang jika kita jeli melihat trend saat ini. Bisa dilihat dari contoh yang agak jelas, Honda Vario yang dimana menurut pengamatan, unit berpelek standar justru lebih jarang ketimbang versi pelek racing. Padahal untuk menebus satu Vario versi CW, konsumen harus merogoh kocek lebih dalam (lebih mahal 1 juta daripada versi SW-standard wheel).
Yap dengan trend seperti itu beberapa produk pabrikan yang dianggap cocok menggunakan pelek palang hanya diproduksi versi CW-nya. Sederhananya kalau satu versi cukup, buat apa buat banyak-banyak. Dengan menambah flagship dengan versi SW, berarti kapasitas produksi pelek standar harus ditambah, bila tidak bisa dicukupi, runyam. Ingat kasus Honda Vario, dimana pabrikan tidak bisa memenuhi permintaan akan Vario CW sehingga konsumen harus rela menebus versi SW (meskipun dengan pilihan warna dan striping yang sama dengan versi CW). Itu di pelek palang, kalau pelek standarnya yang kehabisan? tambah rumit urusannya.
Beberapa produk juga tidak pantas untuk ditempeli pelek standar. Apa anda rela tampang keren Ninja 250R dirusak oleh ruji-ruji pelek standar (tidak nyambung ya toh)? Secara, motor sport berfairing dengan pelek standar sudah hilang sejak zaman NSR standar dan RGR menghilang.
Agak berbeda memang dengan di Thailand. Di sana versi pelek standar masih digandrungi. Bahkan Honda Sonic-pun sempat diluncurkan dengan versi SW. Begitu juga dengan Suzuki Hayate (di sini Skywave) dan New Mio (di sini Mio Soul). Trend di sana adalah motor-motor bergaya drag dengan pelek standar plus ban yang lebih tipis.
Yap pabrikan sudah bisa membaca selera pasar dengan baik kali ini, tidak sekedar cetak mentah-mentah dari Thailand (yang notabene pusat pengembangan motor Jepang di ASEAN). Dan efek lainnya adalah motor-motor yang dibuat khusus pasar Indonesia. Bagus? Memang, apalagi kalau Indonesia dijadikan pusat pengembangan motor di ASEAN.
Thunder 125 memamng NOMOR SATU di kelas sport 125 cc
tapi peleknya kok kuranga bagus ya
Dibanding velg racing mungkin lebih pas disebut velg CW.
tapi persaingan membuat pabrikan terpaksa all out untuk permak penampilan produk mereka. tapi dengan biaya murah 😀
nah dengan ganti velg cuma modal 3-500 ribu per unit motor uda keren
@ RETORIKA
Yap thanks ya bro…
dah gw edit tuh…
sialan motor ninja 250r gw warna merah hilang…dah gitu baru satu bulan lagi..gw di hipnotis..orangnya ada dua dia bawa moor mio merah.no flatnya f2374.klo ada yg liet hubungin gw ya di 02193836420…tolong yaaa please dapet imbalan kok..tapi harus di tangkep malingnya…
Dengan velg CW, motor terlihat lebih gagah. Lagipula klo kotor, lebih mudah dibersihkan.
Sayangnya ada yang bikin motor pake pelek CW abal2.
sapa ya? 🙄
BAGUS
lumayan??
harganya mahal banget yang pastinya
kalau bisa mdelnya jangan seperti pelek murahan.
DIMANA YACH BELI PELEK CW
ada yang tahu toko pelek cw yang asli
steven like blancing bans darks motor gud luck advinsion motor
kawasaki athlete yang terebaik cs-1sangat jelek satria boros thunder tarikanya kurang manteb
kawasaki no1 buktinya hadi wijaya juara indograndprix
mana cs-1 kok kalah sama athlete mx kalah,satria keok,cs-1 bobrok
doni pacare olivia motornya ingin athlete
apasih beda skywave 125 CW dgn skywave 125 NR? selain beda harga utk mesin gimana? thx
cs1 ama athelete??? ya jlas cs1 la yg oke speednya, athelete mah gak kenceng, gwe tantang deh klo msih ngotot ama cs1 gwe…………….